[LOVESTORIES] Part I : Ketika Sebuah Projek Merubah Perasaan Dan Menghancurkan Segalanya

Tuesday, December 12, 2017 Chalista Putri Nadila 2 Comments

lighstock.com

Ketika aku mengenalmu cukup lama yang mana kita dipertemukan dalam sebuah PKL yang sama. Saat itu yang aku tahu hanyalah fakta bahwa kau adalah seorang yang sangat detail dalam apapun. Kupikir kau hanyalah orang dengan jiwa sosial yang tinggi yang mencoba mengatur urusan orang lain.

This article also published on idntimes.com (read here)

Hingga kelasmu berada tepat disamping kelasku. Tapi kau bahkan tak pernah terlihat, akupun juga tak pernah mengenalmu dalam. Hanya sebatas mengetahui nama panggilanmu. Tanpa kusadari, sebenarnya kita sering berpapasan. Entah dalam sebuah rapat, di jalan, ataupun di lab.

Dan tuhan mempertemukan kita dalam sebuah projek yang sama. Dimana aku pertama kalinya bisa melihatmu sedekat itu. Awalnya aku tak merasakan apapun. Hingga temanku membicarakan tentangmu denganku. Entah saat itu aku mulai tertarik padamu. Aku tak tau apa yang harus kukagumi darimu. Bagiku, aku menyukaimu apa adanya. Menyukaimu dalam hal apapun yang kamu lakukan.

Jika kau tau, aku selalu menunggu pesan darimu meskipun kita hanya akan membicarakan projek. Aku bahkan harus mencari ide untuk mengirim pesan lebih dulu yang nantinya hanya akan kau balas dengan kata super singkat. Aku memeriksa akun sosial mediamu hingga lebih dari 4 kali sehari, tak pernah absen. Mengetahui foto-foto aibmu adalah hal yang menarik bagiku. Tak ada kata jelek untukmu meskipun kau jauh dari sempurna. Kau hanyalah kau bagiku, seseorang yang aku kagumi.

Ketika kau tau bahwa aku tertarik padamu dari teman-temanku, kau bahkan tak mengirimiku pesan lagi, walaupun sekedar menjawab pertanyaanku soal projek kita. Kau menghindariku. Dari sana aku tau kau memang tidak tertarik ataupun memberi lampu hijau untukku mendekatimu. Kau adalah siswa yang popular dengan segudang kegiatan, berbanding terbalik denganku. Jadi, mungkin kita bukanlah kombinasi yang bagus untuk disatukan.

Perlahan aku mencoba untuk tidak mengingatmu. Tapi kau begitu berat dilupakan. Hingga aku tetap mempertahankan perasaan ini berharap kau akan membalasnya suatu saat nanti. Kau yang sekarang aku nanti, seseorang yang dapat membuatku tersenyum hanya dengan sebuah pesan, seseorang yang membuatku berdegup hanya dengan mendengar namamu. Dengarkah engkau wahai pujaanku?

Because I’m not just falling in love with you, but also your and yours

Part II here

Part III here

Part IV here

2 komentar:

[LOVESTORIES] Part II : SAAT PERBEDAAN MEMBUATMU SEMAKIN MENJAUH

Tuesday, December 12, 2017 Chalista Putri Nadila 0 Comments

Kita berbeda. Ya, berbeda. Satu kata yang membuatku berfikir kita tak sejalan. Perbedaan yang aku takutkan telah muncul perlahan. Memang tak terasa, tapi cukup terlihat. Bukanlah soal agama, lebih kepada fisik dan sifat. Kau yang kukagumi semakin terasa sulit untuk kumiliki. Semakin lebar pula pembatas antara kita.

pixabay.com

Sebelumnya tak terfikir akan hal ini. Namun, semakin aku mencintaimu, semakin aku dibuat mengerti oleh perbedaan ini. Semakin pula aku harus melangkah mundur untuk keputasan yang menyakitkan. Aku mencintaimu, tapi kau bukanlah milikku dan entah kau akan menjadi milkku atau tidak.

Kau seorang yang popular. Seorang penanggung jawab akan banyak kegiatan. Seorang yang sibuk sehingga tak pernah melihatku. Seorang dengan banyak teman. Sedangkan aku? Aku hanyalah perempuan dengan sedikit teman juga secuil dari mereka para introvert. Lalu, pantaskah aku menyandingmu? Mengisi sidikit bagian dari relung hati kecilmu? Aku mencoba tetap menantimu, tapi perbedaan ini membuatku terus berpikir. Tidakkah kau malu jika nanti bersanding denganku? Aku yang bukanlah kumpulan dari siswi-siswi cantik.

This article also published on idntimes.com (read here)

Namun, apalah dayaku yang selalu mencoba menarik perhatianmu tapi kau tak pernah melihatku karna segudang kegiatanmu itu. Sekarang, aku mencoba lebih memahami dan mengerti. Kita memang berbeda. Kita bagaikan jarum dan benang yang butuh perjuangan untuk disatukan dan terlihat mengerikan setelah disatukan. 

Mencintaimu membawaku pada titik ini. Titik dimana aku mengerti akan posisiku juga posisimu. Kita tak seirama, tak senada, tak pula bersatu. Mencoba membiarkan jarak pembatas semakin lebar adalah hal biasa yang harus kuhadapi. Tapi, kuingin kau mengetahui ini,

Kaulah orang pertama yang kucintai begitu dalam dengan puluhan perbedaan

Part III here

Part IV here

0 komentar:

[LOVESTORIES] Part III : DAN KAU MEMANG BUKAN UNTUKKU

Tuesday, December 12, 2017 Chalista Putri Nadila 0 Comments

Puluhan kali teman-temanku mengingatkanku tentang ini, tentang hal yang sama bahwa kita tak akan bersatu. Dulu, aku mencoba untuk tidak terlalu dekat denganmu, karna aku takut kau hanya akan menjadikanku selinganmu saat kau butuh seseorang untuk menemanimu selagi kau menanti orang yang kau cintai datang padamu.

Google

Lalu aku yang kau kira polos ini kau permainkan sedemikian rupa, hingga aku luluh dan lupa akan prinsip pertamaku untuk tak jatuh padamu terlalu dalam. Namun, aku juga wanita, kita berbalas pesan setiap hari, bahkan aku menceritakan hal-hal yang seharusnya tak kuceritakan pada orang-orang yang belum punya status tetap dalam hidupku. Pasti aku mempunyai harapan khusus padamu soal hubungan kita yang lebih serius.

Dan datanglah saat dimana sang pemeran utama menggeser perlahan posisiku. Posisi yang tadinya untukku. Sang pemeran utama yang ternyata teman karibku. Aku tak menyalahkannya, karna aku tau ini bukan salahnya, tapi salahmu. Kau mempermainkanku dan hatiku. Tapi kenapa hanya aku yang sakit disini, kau bahkan dengan santai melanjutkan hubunganmu dengannya dan membuangku seolah aku hanya sampah yang bisa kau lempar kembali keasalnya.

Kenapa seolah aku yang bersalah disini? Aku yang meminta maaf pada temanku padahal aku juga tak bersalah padanya. Aku yang meminta penjelasan darimu tapi malah aku yang memberi penjelasan disini. Apakah aku sebedoh itu? Tidak! Jika aku mengatakan bahwa aku baik-baik saja mendengar hubungan kalian, itu berarti aku membohongi diriku sendiri. Ya! Aku kecewa, sangat kecewa. Tapi, aku bisa apa jika kalian memang saling mencintai? Yang bisa aku lakukan hanya merelakanmu dengannya. Mencoba melalui hari-hari dengan biasa seolah tidak terjadi apa-apa.

Tapi tahukah kau ketika aku menangis dibelakangmu? Aku yang selalu berusaha tegar tak bisa menahan semua ini lalu menangis secara sembunyi-sembunyi. Tahukah kau seberapa besar cintaku padamu? Tahukah kau apa yang sudah kukorbankan untukmu? Sudahlah, kau tak butuh itu. Yang kuharapkan kau bersungguh-sungguh dengannya, kau tak mempermainkannya seperti saat kau mempermainkanku. Terima kasih telah memberiku luka seperti ini, aku menerimanya. Kau adalah lelaki pertama yang berhasil membuatku menangis.

Part IV here

0 komentar: