[LOVESTORIES] Part I : Ketika Sebuah Projek Merubah Perasaan Dan Menghancurkan Segalanya
lighstock.com |
Ketika aku mengenalmu cukup lama yang mana kita dipertemukan dalam sebuah PKL yang sama. Saat itu yang aku tahu hanyalah fakta bahwa kau adalah seorang yang sangat detail dalam apapun. Kupikir kau hanyalah orang dengan jiwa sosial yang tinggi yang mencoba mengatur urusan orang lain.
This article also published on idntimes.com (read here)
Hingga kelasmu
berada tepat disamping kelasku. Tapi kau bahkan tak pernah terlihat, akupun
juga tak pernah mengenalmu dalam. Hanya sebatas mengetahui nama panggilanmu.
Tanpa kusadari, sebenarnya kita sering berpapasan. Entah dalam sebuah rapat, di
jalan, ataupun di lab.
Dan tuhan
mempertemukan kita dalam sebuah projek yang sama. Dimana aku pertama kalinya
bisa melihatmu sedekat itu. Awalnya aku tak merasakan apapun. Hingga temanku
membicarakan tentangmu denganku. Entah saat itu aku mulai tertarik padamu. Aku
tak tau apa yang harus kukagumi darimu. Bagiku, aku menyukaimu apa adanya. Menyukaimu
dalam hal apapun yang kamu lakukan.
Jika kau tau,
aku selalu menunggu pesan darimu meskipun kita hanya akan membicarakan projek.
Aku bahkan harus mencari ide untuk mengirim pesan lebih dulu yang nantinya
hanya akan kau balas dengan kata super singkat. Aku memeriksa akun sosial
mediamu hingga lebih dari 4 kali sehari, tak pernah absen. Mengetahui foto-foto
aibmu adalah hal yang menarik bagiku. Tak ada kata jelek untukmu meskipun kau
jauh dari sempurna. Kau hanyalah kau bagiku, seseorang yang aku kagumi.
Ketika kau tau
bahwa aku tertarik padamu dari teman-temanku, kau bahkan tak mengirimiku pesan
lagi, walaupun sekedar menjawab pertanyaanku soal projek kita. Kau
menghindariku. Dari sana aku tau kau memang tidak tertarik ataupun memberi
lampu hijau untukku mendekatimu. Kau adalah siswa yang popular dengan segudang
kegiatan, berbanding terbalik denganku. Jadi, mungkin kita bukanlah kombinasi
yang bagus untuk disatukan.
Perlahan aku
mencoba untuk tidak mengingatmu. Tapi kau begitu berat dilupakan. Hingga aku
tetap mempertahankan perasaan ini berharap kau akan membalasnya suatu saat
nanti. Kau yang sekarang aku nanti, seseorang yang dapat membuatku tersenyum
hanya dengan sebuah pesan, seseorang yang membuatku berdegup hanya dengan mendengar
namamu. Dengarkah engkau wahai pujaanku?
Because I’m not just falling in love with
you, but also your and yours
Part II here
Part III here
Part IV here
2 komentar: